Diterbitkan di:
Senator Amerika John McCain, yang mengunjungi Kabul, memperingatkan negara tetangganya, Pakistan, pada hari Selasa bahwa Amerika Serikat mengandalkan dukungannya untuk menghilangkan ancaman ekstremis dan khususnya jaringan Haqqani, yang bertanggung jawab atas berbagai serangan di wilayah Afghanistan.
Jaringan dekat Taliban yang didirikan di wilayah perbatasan kedua negara ini diduga mendapat dukungan dan dana dari badan intelijen Pakistan, ISI (Inter-Service Intelligence).
“Kami telah menegaskan bahwa kami mengandalkan kerja samanya, khususnya melawan jaringan Haqqani dan melawan organisasi teroris,” kata John McCain, ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat AS.
“Jika dia tidak mengubah perilakunya, kita harus meninjau kembali sikap kita terhadap Pakistan,” tegasnya.
Senator McCain, seorang veteran Perang Vietnam dan mantan tawanan perang yang dihormati, merayakan Hari Kemerdekaan Amerika pada tanggal 4 Juli, di markas besar pasukan AS dan NATO di Kabul.
Memimpin delegasi Senat bipartisan, ia tiba dari Islamabad di mana ia bertemu dengan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif pada hari Senin, dengan latar belakang ketegangan antara kedua sekutu tersebut.
Pakistan dituduh di Washington dan Kabul tidak cukup menindak kelompok ekstremis bersenjata, termasuk Taliban Afghanistan, untuk memaksa mereka meninggalkan kekerasan.
Kunjungan Bpk. McCain dan tiga senator Partai Republik dan Demokrat lainnya datang pada saat Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk memperkuat kehadiran militernya di Afghanistan, yang sudah ada sejak tahun 2001, untuk mendukung pasukan lokal menghadapi Taliban dan kelompok ISIS.
“Tentu saja kita memerlukan lebih banyak pasukan, namun memperkuat kehadiran militer saja tidak akan cukup,” katanya, seraya menyerukan agar “strategi baru, strategi untuk menang” ditetapkan dan upaya diplomasi ditingkatkan.
“Negara paling kuat di muka bumi harus mampu memenangkan perang ini,” ujarnya.
Amerika Serikat, yang saat ini memiliki 8.400 tentara dikerahkan di bawah bendera NATO dan atas nama perang melawan terorisme, dapat mengerahkan hingga 5.000 tentara tambahan.
NATO, yang operasi Dukungan Tegasnya memiliki hampir 13.000 orang (termasuk Amerika), juga berjanji pekan lalu untuk meningkatkan kehadirannya di Afghanistan untuk mendukung pasukan Afghanistan menghadapi Taliban.
© 2017 AFP