Ketiga, peluang disintermediasi yang ditandai dengan hilangnya perantara dan peningkatan penjualan langsung ke konsumen dan pelaku usaha melalui platform virtual. Dunia usaha memanfaatkan gelombang ekonomi berbagi, crowdsourcing, dan teknologi digital.
Pelopor industri yang sedang berkembang ini seperti Grab, Airbnb, Alibaba dan CoAssets mempekerjakan individu-individu yang berjiwa wirausaha, inovatif dan tidak takut untuk mencoba cara-cara baru dalam bekerja.
MANAJER PEKERJAAN MENGHARGAI OTORITAS PERILAKU
Jelas bahwa masa depan pekerjaan akan menjadi lebih kompleks dan memerlukan orang-orang yang mampu memanfaatkan kekuatan teknologi yang sedang berkembang. Meskipun beberapa pemberi kerja memilih kandidat dengan sertifikasi teknis terbaru, sebagian besar, jika tidak semua, manajer perekrutan akan terus mencari keterampilan perilaku untuk memutuskan apakah akan mempekerjakan atau mempertahankan individu.
Mereka akan mempertimbangkan bagaimana individu berpikir, mempertimbangkan dan bertindak dalam situasi yang berbeda, dan keputusan apa yang dibuat untuk mengatasi masalah dan membuahkan hasil.
Kemampuan ini bisa dibilang lebih penting dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat. Pengembangan keterampilan teknis dan fungsional saja tidak akan cukup. Individu perlu membangun keterampilan kognitif dan perilaku sosial.
Mereka yang memegang peran yang berhubungan dengan pelanggan perlu menghargai pandangan holistik tentang pengalaman pelanggan untuk menemukan peluang terbaik untuk konversi, penjualan, dan retensi. Mereka yang berada di fungsi pendukung perlu memahami dan mengantisipasi kebutuhan bisnis, memberikan wawasan berbasis data, dan proaktif dalam memberikan masukan untuk membentuk arah bisnis.
PELAJARI KONTROL SIFAT UTAMA PEMIMPIN DAN TALENTA POTENSI TINGGI
Mereka yang ingin mengembangkan diri menjadi pemimpin dan talenta berpotensi besar akan membutuhkan ketangkasan pembelajaran – yang dilihat oleh perusahaan sebagai kemampuan untuk menggunakan informasi dan pengalaman untuk merefleksikan, beradaptasi, menerapkan, dan unggul dalam situasi baru melalui kecerdasan, hasil, sumber daya manusia, dan perubahan. pada penelitian Korn Ferry.
Individu yang memiliki ketangkasan mental memiliki rasa ingin tahu, mampu memahami konsep dan permasalahan kompleks, serta terdorong oleh tugas-tugas baru dan sulit. Mereka lebih suka menetapkan tujuan yang menantang, dan akan bermanuver mengatasi hambatan untuk mencapai tujuan kerja. Mereka terus-menerus bertanya pada diri sendiri bagaimana mereka bisa menjadi lebih strategis dan memberikan solusi ketika jawabannya semakin tidak linear.
Di sektor ritel dan jasa keuangan, hal ini dicontohkan oleh individu yang dapat mengembangkan strategi pengalaman pelanggan omni-channel dengan mengintegrasikan psikologi konsumen, big data, dan kecerdasan buatan. Mereka akan mampu memprediksi mengapa, apa, bagaimana dan kapan pelanggan akan membutuhkan suatu produk atau jasa. Orang-orang ini juga akan mampu membangun sistem untuk menjalankan operasi bisnis 24 jam sehari.